Balapan MotoGP Tak Lagi Andalkan Skill Pembalap?

Balapan Motogp tak lagi andalkan skill pembalap?
MotoGP zaman dahulu dengan zaman sekerang memang sangat jauh berbeda. Dulu pembalap hanya bermodalkan skill dan keahlian semata, berbeda dengan era MotoGP sekarang.

MotoGP memang sudah mengalami perubahan yang signifikan dari awal pergelarannya hingga kini, banyak sektor yang sudah berubah terutama pada sektor elektronik motor.

Berikut penjelasannya kenapa MotoGP sekarang tak lagi andalkan skill pembalap.

MotoGP 500cc Dulu


Mari kita flashback ke balap MotoGP musim 2000-an ke bawah. Kita akan sering temui pembalap yang gagal finish akibat tak kuasa menahan power brutal tunggangannya.


Di era motor 500cc 2-tak, bahkan Rossi pernah sebut motor itu bisa saja menghancurkan pembalap sewaktu-waktu. Sobat perlu tau, dulu banyak sekali efek high-side akibat over brutalnya pembalap merunut selongsong throttle.

Piranti elektronik memang makin berkembang. Bahkan saat MotoGP masuki era 4-tak, dimulai tahun 2002 silam. Namun piranti elektronik tersebut hanya berfungsi sebagai pengaman pembalap. Seperti halnya launch start, anti wheelie dan piranti elektronik standard lainnya.

Nah, makin ke sini, teknologi elektronik yang dipakai di MotoGP makin nggak karu-karuan. Hampir semua perilaku motor diatur sensor.

Jika pada balapan kelas 500cc dulu tak menggunakan namanya ECU (Elektronik Control Unit) bahkan motor MotoGP dulu tidak dilengkapi dengan elektrik starter (pencet tombol), baterai, alternator atau kick starter (engkol).

Valentino Rossi pun membeberkan perbedaan MotoGP zaman dahulu dan zaman sekarang. Rossi mengungkap perasaannya saat menjadi pebalap MotoGP 15 tahun lalu dan membadingkannya dengan zaman sekarang.

Saya pikir dibandingkan 15 tahun lalu, tingkat profesionalisme olahraga telah meningkat banyak. Tim dan pebalap mencoba bekerja untuk semua detil kecil, sudut - sudut dan pengereman,

Tandas pebalap berkebangsaan Italia tersebut.

Rossi pun mengaku, di zaman dahulu ada perasaan tersendiri atau lebih sering dikatakan chemistry antara pebalap dan sepeda motonya.

Lima belas tahun lalu itu lebih 'romantis', ada kontak batin antara pebalap dan sepeda motornya. Tidak seperti sekarang, pebalap harus bekerja lebih keras dan itu lebih membosankan,

Ujarnya dilansir dari crash.net.

MotoGP 1000cc Sekarang


Jelas berbeda dengan kelas 1000cc MotoGP sekarang yang hampir bergantung pada ECU, bahkan beda kondisi trek, beda suhu, beda gaya balap, beda ban, ECU akan mengatur respons motor terhadap masing-masing kondisi tadi.

Teknologi dan elektronik memungkinkan semua pembalap bisa mencapai level sama. Hanya satu detail kecil saja yang bermasalah, seperti ban misalnya, sudah bisa membuat seorang pembalap kalah.


Jika tidak bagus, pembalapnya tak bisa membuat perbedaan seperti pembalap-pembalap zaman dulu. MotoGP zaman dahulu dengan sekarang yang paling menonjol terletak pada tingkat profesionalisme.

Kini, setiap detil dari sepeda motor pebalap diperhatikan, baik set-up sepeda maupun elektronik. Sehingga, segalanya menjadi lebih terkondisikan.

Tiap tim berlomba-lomba untuk jadi yang terbaik di sektor elektronik. Karena kunci kemenangan tidak hanya masalah pembalap, mesin, atau sasis saja, tapi juga komponen elektronik. Masih ingat dengan pernyataan Casey Stoner bahwa,

Sistem Elektronik Merampok Skill Pembalap MotoGP.

Adanya perangkat elektronik yang canggih dipakai di MotoGP berpengaruh terhadap skill atau kemampuan pembalap MotoGP.

Walau tujuan utama elektronik adalah mengurangi risiko crash, saat menikung, namun disisi lain kemampuan pembalap akan tumpul.

Perangkat elektronik membuat selisih waktu antar pebalap saat kualifikasi semakin ketat. Pembalap tinggal melakukan pengereman sedekat mungkin dengan tikungan (late braking), kemudian menikung, dan perangkat eletronik akan melakukan sisanya. Tidak membutuhkan adanya skill pembalap.

Kata Stoner seperti dilansir Australian Motor Cycle News(03/08/16).

Stoner bahkan menyebut Valentino Rossi takkan tertandingi jika MotoGP masih mengandalkan elektronik ala kadarnya.

Tak seperti sekarang yang hampir sepenuhnya perilaku motor diatur oleh piranti elektronik. Baik ECU atau IMU sekalipun.

Vale itu seperti saya. Andai tak semua elektronik mengendalikan motor, dan andai tenaga motor dikendalikan sepenuhnya oleh pembalap, maka ia akan menjadi nomor satu di lintasan,” ujar Stoner.

Meskipun begitu, balapan MotoGP zaman sekarang dirasa lebih baik untuk merebut kemenangan. Ditambah lagi dengan dukungan fans fanatik yang selalui meramaikan sirkuit.

Bagaimana menurut sobat tentang sistem ECU dan balapan pada MotoGP saat ini? silakan tulis di kolom komentar ya.

0 Response to "Balapan MotoGP Tak Lagi Andalkan Skill Pembalap?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel