Phoebe Whittle, sang Bayi dengan Jantung Mini Jadi Pasien Operasi Termuda

Phoebe two days after surgery at Alder Hey hospital. Doctors were amazed at how quickly she recovered


Phoebe Whittle adalah bayi mungil yang baru berusia 5 bulan. Bayi mungil ini juga ternyata punya jantung yang super mini yang membuat kondisinya kritis karena jantungnya yang terus membengkak.

Phoebe menderita cacat bawaan lahir yang merupakan penyebab utama kematian pada tahun pertama kehidupan bayi. Kondisi ini menyebabkan gangguan fisik dan mental, mulai dari yang ringan hingga fatal.

Putri pasangan Charlotte (27) dan Carl (32) dari Aspull, Lancashire, Inggris terlahir dengan cacat bawaan sehingga jantungnya berukuran mini dan hanya mendapatkan sepertiga oksigen normal.

Karena kekurangan oksigen, jantung Phoebe pun membengkak hingga ukurannya dua kali lebih besar dari ukuran aslinya, dari sebesar kacang kenari menjadi sebesar buah jeruk.

Namun Phoebe, yang kemudian dijuluki 'Braveheart' oleh kedua orangtuanya, berhasil pulih dengan cepat pasca operasi terobosan yang berhasil menyelamatkan nyawanya di Alder Hey Children's Hospital.



http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2012/08/14/article-2188212-148A0497000005DC-65_306x448_popup.jpg



"Mengerikan jika saya membayangkan apa yang telah ia lalui. Ia tampak sehat di luar selama minggu-minggu awal pasca kelahirannya namun ternyata kondisi di dalam tubuhnya begitu menyedihkan".

"Namun ia ditakdirkan untuk tetap hidup dan pulih dengan cepat. Ia sudah bisa dinyatakan pulang hanya dalam 10 hari padahal umumnya bayi lain butuh waktu lebih dari 4 minggu untuk siap dipulangkan," ungkap Charlotte.

Sebelumnya, Phoebe sempat divonis menderita pneumonia ketika baru berusia seminggu tapi beruntung kondisi itu bisa teratasi. Setelah menjalani scan terhadap jantungnya di Royal Bolton Hospital, Phoebe pun harus segera dilarikan ke Alder Hey di Liverpool dalam kondisi kritis pada 19 Maret 2012.

Ternyata Phoebe didiagnosis menderita ALCAPA (Anomalous Left Coronary Artery from the Pulmonary Artery) yang berarti arteri pada otot jantungnya tak terhubung dengan baik sehingga kekurangan banyak oksigen.



http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2012/08/14/article-2188212-148A0AD8000005DC-61_306x448_popup.jpg


"Saya merasa ketakutan ketika harus membawanya ke rumah sakit pasca pneumonianya namun salah seorang perawat mengatakan bahwa Phoebe mulai terlihat membiru. Saya tak sempat berpikir mengapa si perawat meminta tes darah".

"Beruntung ia cepat tanggap dan mengatakan kepada saya bahwa kondisi Phoebe mengancam jiwanya dan Phoebe harus segera dioperasi. Jika mereka tidak mengecek darah Phoebe mungkin saya akan membawanya pulang dan menemukan jenazahnya keesokan paginya," terang Charlotte.

ALCAPA sendiri bisa dibilang sebagai cacat bawaan yang cukup langka karena hanya terjadi pada 1 dari 20.000 bayi yang baru lahir dan biasanya tak terdeteksi hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan pasca kelahiran.

Dalam waktu beberapa jam, tim dokter pun memastikan bahwa Phoebe harus menjalani operasi berisiko tinggi yang disebut Coroary Artery Bypass Graft selama 5 jam agar nyawanya bisa terselamatkan.

Jika dibiarkan, 90 persen bayi yang terlahir dengan cacat ALCAPA takkan sanggup bertahan hidup untuk merayakan ultah pertamanya.

Tim dokter sendiri telah memperingatkan orangtua Phoebe bahwa anaknya akan menjalani masa pemulihan yang lama dan sulit. Namun setelah menghabiskan waktu selama 3 hari di ruang perawatan intensif, Phoebe dinyatakan bisa pulang bersama kedua orangtua dan saudara laki-lakinya, Louis.

Meski begitu, hingga kini Phoebe masih harus menjalani check-up dan pengobatan rutin untuk membantu mengatur detak jantungnya.

"Phoebe adalah pasien termuda yang pernah kami operasi dan ia sangat beruntung karena berhasil didiagnosis lebih awal. Lagipula kondisi ini biasanya hanya didiagnosis sebagai flu berat sehingga ALCAPA membutuhkan sejumlah scan jantung agar bisa terdeteksi," jelas Dr. Rob Johnson, Consultant Paediatric Cardiologist di Alder Hey Hospital seperti dilansir dari dailymail, Rabu (15/8/2012).

Ultrasound yang dilakukan oleh Rumah Sakit Alder Hey mengidentifikasi bahwa pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung Phoebe tak terhubung dengan baik sehingga jantung berdetak dengan tekanan rendah dan tak sepenuhnya terisi oksigen.


Alder Hey hospital prepare Phoebe for the life-saving surgery. She spent three days in intensive care afterwards


Akibatnya jantung Phoebe membengkak hingga ukurannya dua kali lebih besar dari ukuran jantung normal. Seperti pada kasus Phoebe, kondisinya akan memburuk pasca kelahiran namun sulit terdeteksi karena detak jantung bayi sangat cepat sehingga bisa menutupi adanya cacat seperti ALCAPA.

Operasi yang dijalani Phoebe ini pun masih tergolong berisiko tinggi karena otot jantungnya sudah kadung cacat di awal prosedur.

Dan meskipun operasinya berhasil, jantung Phoebe butuh waktu beberapa lama untuk menyesuaikan kondisinya sendiri.

Itulah kenapa tim dokter masih perlu menyediakan bantuan mekanik agar jantung Phoebe dapat memompa darah ke seluruh tubuhnya.

sumber :http://health.detik.com/read/2012/08/15/134715/1992168/1202/bayi-dengan-jantung-mini-jadi-pasien-operasi-termuda%22

0 Response to "Phoebe Whittle, sang Bayi dengan Jantung Mini Jadi Pasien Operasi Termuda"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel